Prospek Usaha Pakan Ternak Yang Menggiurkan
By PLAY VIDEO

Prospek Usaha Pakan Ternak Yang Menggiurkan

Prospek Usaha Pakan Ternak Yang Menggiurkan

Prospek Usaha Pakan Ternak - Pakan ternak merupakan kebutuhan utama dalam usaha peternakan, apalagi untuk jenis ternak hewan ruminansia atau memamah biak seperti sapi, kambing, kuda, kerbau yang dibutuhkan suplai dagingnya setiap saat. Hal ini membuat peluang usaha pembuatan pakan ternak sangat menjanjikan, dan tiap produsen diharapkan mampu membuat pakan berkualitas dengan harga murah, pasokan melimpah dan mudah didapat. Seperti apa geliat bisnis pakan ternak ruminansia di Indonesia?

Kategori hewan ternak ruminansia adalah sapi perah, sapi potong, domba perah, domba pedaging, kambing perah, kambing pedaging, kerbau sampai kuda. Dalam usaha ternak, bagian yang paling penting adalah penyediaan pakan. Pakan adalah satu macam atau campuran lebih dari satu bahan pakan yang khusus disediakan untuk ternak.

Konsentrat adalah bahan pakan yang rendah kandungan serat kasar dan tinggi kandungan nutrien. Biasanya mengandung serat kasar di bawah 18% dan TDN (Total Digestible Nutrient adalah jumlah persentase zat-zat makanan yang dapat dicerna ternak) di atas 60% berdasarkan bahan kering. Misalnya berupa biji-bijian, limbah penggilingan, buah-buahan, kacang-kacangan, akar-akaran, umbi-umbian, bungkil, bekatul dll.

Baca Juga : Peluang Ide Usaha Kreatif Rumahan Terbaru 2022

Menurut PUSLITBANGNAK (Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan) di Bogor Jawa Barat, hijauan merupakan makanan utama bagi ruminansia dengan kandungan protein antara 6-10% dan TDN kurang dari 50%. Yang berfungsi sebagai sumber nutrisi (protein, sumber tenaga, vitamin dan mineral). Beberapa contoh di antaranya lamtoro, rumput gajah, kaliandra, kolonjono, glirisida, turi, akasia serta limbah perkebunan seperti limbah kelapa sawit, kopi, kakao, tebu dan jambu mete.

Prospek dan Persaingan Yuli Retnani, pakar pakan ruminansia IPB mengatakan, produsen pakan di Indonesia terbesar saat ini justru di bidang unggas yang mencapai 83%. Sedangkan pemain di usaha industri ruminansia baru mencapai 6%. Hal ini membuat pangsa pasar pakan ruminansia masih cukup besar.

Persaingan di bidang industri pakan ruminansia juga sama sekali belum ketat. Yuli menuturkan bahwa selama ini yang terjadi adalah sangat sedikit pemain pakan ruminansia yang benar-benar memproduksi sendiri produk pakannya. Kebanyakan perusahaan pakan ruminansia hanya menumpang produksi pada perusahaan/ produsen pakan unggas.

Inovasi. melihat sejauh ini belum ada inovasi terbaru pakan ruminansia. Pada tingkat peternak besar (misalnya peternak sapi potong, sapi perah, domba perah) baru menggunakan pakan yang sudah diolah berupa mash (serbuk), pellet dan silase (pakan ternak fermentasi). Namun peternak kecil /peternak rakyat yang memiliki 2-3 ekor sapi/ kambing maupun beberapa peternak besar, ada yang lebih memilih untuk mengebunkan sendiri bahan pakan yang diperlukan hewan ternak ruminansia. Bagi mereka yang berkelompok (kelompok ternak), akan lebih baik jika menggunakan pakan olahan dari bahan-bahan alami yang inovatif.

Peternak besar pasti akan memberikan pakan yang bagus guna menunjang pertumbuhan bobot maksimal dan kualitas produksi. Pada kenyataan di lapangan, pakan olahan yang inovatif untuk hewan ruminansia baru sebatas hasil penelitian/penemuan kalangan universitas. Belum ada pihak yang menjembatani antara penemu (kalangan universitas) dan pengusaha/investor agar produk pakan inovatif yang dihasilkan bisa dijual secara komersial. Sebagai pakar pakan ruminansia dari IPB Bogor, Yuli Retnani juga telah melahirkan sebuah inovasi pakan ternak, yakni wafer suplemen pakan yang terbuat dari lamtoro/limbah sayur.

Ada beberapa hal yang sangat penting sebagai persyaratan pembuatan pakan ternak. Di antaranya bahan yang digunakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia, ketersediaannya harus kontinu, produksinya harus banyak, kualitas terjaga dan harganya murah. Di Indonesia, pengusaha pakan ternak ruminansia dituntut untuk membuat pakan kreatif namun berharga murah, mengingat kebutuhan pakan untuk hewan ruminansia sangat banyak bila dibandingkan hewan unggas.

Salah satu bentuk inovasi pakan yang baru digunakan oleh beberapa peternak yakni berupa silase. Silase adalah pakan hijauan bermutu tinggi yang difermentasi. Misalnya terbuat dari campuran singkong dan daun jagung yang dipotong-potong 5 cm dan difermentasi. Hasilnya produk pakan ini akan awet berbulan-bulan, pHnya telah asam, yakni bernilai 4, kandungan bakteri asam laktatnya tinggi, proteinnya meningkat dan aromanya harum seperti tape. Beberapa bahan baku alam yang bisa untuk dijadikan silase, antara lain rumput, sorgum, jagung, biji-bijian kecil, tanaman tebu, pucuk tebu, tongkol gandum, tongkol jagung, batang nanas, jerami padi dll.

Ransum adalah pakan komplit yang dikonsumsi hewan ternak selama 24 jam. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun ransum, yakni menentukan bahan pakan apa saja yang akan digunakan, mengetahui kandungan nutrient masing-masing bahan pakan, mencari data kebutuhan standar ternak dan mengetahui harga bahan pakan per kilogram. Jadi di dalam ransum sudah memenuhi kelengkapan zat-zat yang telah disebutkan sebelumnya.

Pabrikan Vs UKM. Pabrikan besar memang bisa membeli bahan baku pakan dalam jumlah besar, sehingga mereka bisa menjual pakan dengan harga lebih murah dan pasokan banyak. Seharusnya produsen sekelas UKM juga bisa memperoleh bahan baku yang murah dan banyak. Salah satu caranya yakni bergabung dengan komunitas (misalnya koperasi). Karena biasanya para peternak kecil dan menengah akan lebih senang apabila harga bahan murah dan adanya keterikatan pada komunitas. Produk UKM juga belum tentu lebih jelek daripada produk pabrikan. Asalkan pihak Penelitian pakan inovatif ruminansia. UKM memperhatikan imbangan bahan baku yang harus terpenuhi pada susunan pakan.

Bahan penyusun pakan yang wajib ada agar bisa bersaing dengan pakan pabrikan besar, yakni protein kasar, TDN (Total Digestible Nutrient), vitamin,<br />

serat kasar, dan mineral yang berimbang. Tidak seperti pakan unggas yang membutuhkan kadar protein cukup tinggi, yakni sampai di atas 25%, kadar protein untuk pakan ternak ruminansia hanya sekitar 14-18%. Menurut Yuli Retnani, bagi calon produsen pakan ternak yang ingin membuat pakan bisa membuat formulasi berdasar beberapa patokan, yakni NRC (National Research Council), SNI atau penelitian akademik.

Pemasaran. Agar pakan yang diproduksi mudah diterima pasar sebaiknya pakan tersebut telah melalui proses uji lab, murah, mudah didapat dan terlihat dampak atau manfaatnya pada hewan ternak ruminansia. Cara ini seperti yang dilakukan Berkah Andini Feed (produsen pakan sapi dan kambing di Semarang) dalam memasarkan produknya.

Tak hanya itu, demi kelancaran pemasaran, pengusaha pakan harus pintar melihat peluang usaha. Misalnya dengan memosisikan dirinya berada di lingkungan kelompok ternak. Karena kelompok ternak itulah yang nantinya bisa menjadi pelanggan awal dan terus-menerus membutuhkan pasokan pakan tersebut. Dari situ, barulah produk pakan itu dikenal oleh orang wilayah luar. Penjualan bisa dilakukan langsung kepada para peternak, atau bisa dijual melalui agen dan toko-toko kebutuhan ternak. Namun lebih baik jika menjual langsung ke peternak. Selain bisa mematok dengan harga retail normal, kita juga akan mudah mendapat saran atau masukan dari pihak peternak.

Kendala. Pada musim hujan biasanya jumlah rumput berlimpah, namun pada musim kemarau, rumput yang ada bergizi rendah dan jumlah produksi menurun sampai 50%. Guna mengantisipasi keadaan tersebut, perlu didayagunakan pakan olahan (selain hijauan). Caranya, pakan-pakan tersebut harus diolah dan diawetkan untuk menghadapi krisis pakan musim kemarau. Misalnya diolah dalam bentuk mash (serbuk) kering, pelet atau silase.

Meski keuntungan yang didapat dari usaha pakan tidak terlalu besar (di bawah 50%), namun omset yang bisa didapat produsen cukup fantastis sebab permintaan yang datang terus meningkat dan tak pernah surut. Dari pendapatan yang besar inilah, produsen tetap bisa memperbesar usahanya. Seperti Berkah Andini Feed yang memproduksi pakan ruminansia dalam bentuk mash dengan omset sebulan mencapai lebih dari Rp 200 juta dan Syaiful Anwar yang memproduksi pakan ruminansia dalam bentuk pelet dengan omset hingga Rp 500 juta per bulan.

Download Wallpaper